Terkapar

Terkapar

Karya: Aqnus Febriyant

Di pinggiran kota itu aku terkapar
Di antara puing-puing dan seonggok daging
Dan debu-debu yang berputar
Terbang tinggi lalu hilang tertiup angin

Suara-suara dentuman belum redup terdengar
Saat samar suara manusia
Mengalun lirih antara mimpi dan sadar
Entah lagu apa yang dinyanyikannya

Sementara aku masih terkapar
Dia mereguk air matanya
Mungkin karena haus atau lapar
Atau sekedar pelipur laranya

“Aku rindu padamu”, dia berujar
Terkejut kutatap juga wajahnya
Yang kudapati hanya seberkas sinar
Putih menyisakan sejuta pesona

“Aku rindu padamu”, lagi dia berujar
Tak mampu lagi kupalingkan wajahku
Kuyakin indahnya melebihi fajar
Yang merambat di timur jauh

Gelora rindu mulai menjalar
Bergayut pada sosok dalam mimpi
Terkulai di ujung nalar
Dan nyaris mati tertimbun dalih

“Aku mengenalmu”, ujarku tegar
Dia hanya tersenyum
...Aku juga rindu tak tertawar
Apakah dia tahu?

Apakah dia tahu...

Diam menyelimuti gelisah hati
Adzan subuh menyapa datar
Perlahan kubuka mataku
Gaza masih tebalut luka


Thompson, 2-Jul-2009

No comments:

Post a Comment